TUGAS
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Semester
Antara 2019
Nama:
Muhamad Ilham Dahlan (15310036)
PENGERTIAN HARGA TRANSFER
Harga transfer dalam
arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat
pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit,
harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba
atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat
laba. Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk
kepentingan penilaian kemampuan laba divisi. Di dalam suatu perusahaan
terdapat:
·
Divisi yang menjual produk (barang/jasa)
= penjual.
·
Divisi yang membeli produk (barang/jasa)
= pembeli.
Oleh
karena itu dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat 2 (dua) macam keputusan,
yaitu :
v Keputusan
pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar perusahaan atau eksternal
(pemasok) atau membeli dari dalam perusahaan atau internal (divisi penjual).
v Keputusan
penetapan (penentuan) besarnya harga transfer
Akuntansi
keuangan menghendaki agar setiap transaksi dilakukan dengan pihak luar yang
independen sehingga dengan demikian transaksi tersebut bersifat objektif. Akan
tetapi persyaratan tersebut sukar dipenuhi oleh sebuah pusat laba yang
merupakan salah satu mata rantai dari perusahaan berintegrasi vertikal.
Misalnya, perusahaan pulp, perusahan kertas, dan perusahaan kotak karton. Dalam
perusahaan berintegrasi vertikal, setiap pusat laba membeli bahan mentahnya
dari pusat laba sebelumnya. Kalau bahan mentah tersebut tersedia di pasar, maka
harga pasar tersebut dapat digunakan sebagai harga transfer, sehingga transaksi
interen tersebut masih bersifat objektif.
Akan tetapi ada
kemungkinan semua perusahaan yang termasuk dalam suatu industri merupakan
perusahaan yang berintegrasi masing-masing memenuhi sendiri kebutuhannya akan
bahan mentah sehingga tidak terdapat pasar bebas untuk bahan mentah tersebut.
Dalam hal demikian, laba yang diperoleh pusat laba tidak mencerminkan laba yang
objektif.
PUSAT
LABA
Pusat laba
merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang diukur prestasinya atas dasar
laba yang diperoleh. Kinerja keuangan pusat laba diukur berdasarkan laba, yang
merupakan pengurang antara pendapatan dan biaya. Harga transfer erat kaitannya dengan pusat laba karena harga
transfer merupakan harga yang ditransfer antar pusat laba atau salah satunya
merupakan pusat laba.
TUJUAN
PENENTUAN HARGA TRANSFER
Harga transfer
harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi tujuan-tujuan berikut:
v menyajikan
informasi yang relevan untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya
dan pendapatan
v memotivasi
manajer untuk mencapai goal congruence, maksudnya, sistem harus dirancang
sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan
meningkatkan laba perusahaan.
v membantu
menilai kinerja ekonomi pusat laba terkait
v sistemnya
sederhana untuk dipahami dan mudah diadministrasikan
PENENTUAN HARGA TRANSFER
Metode penentuan Harga Transfer :
1.
Metode
Market Price
Adalah penetapan
berdasarkan harga transfer harga pasar, dan metode ini paling disukai. Jika
menggunakan metode harga pasar, harga transfer dihitung dengan menggunakan
metode harga pasar minus, yaitu harga yang berlaku di pasar dikurangi dengan
potongan volume dan berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual
untuk mendapatkan harga barang atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke
divisi pembeli.
Jika produk yang
ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk merupakan biaya kesempatan,
baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli, sehingga harga tersebut
merupakan dasar yang adil sebagai dasar penentuan harga transfer bagi divisi
yang terlibat. Keunggulannya adalah harga transfernya cukup objektif.
Kelemahannya adalah harga pasar produk atau jasa tertentu tidak tersedia.
Situasi yang
paling ideal pada penentuan harga transfer adalah berdasarkan harga pasar, hal
ini akan tercapai jika dipenuhi kondisi-kondisi berikut ini:
v Orang-orang
yang kompeten
Para manajer harus
memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab mereka, sama
seperti kinerja jangka pendeknya.
v Atmosfer
yang baik
Para manajer harus
menjadikan profitabilitas sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga harga
transfer yang dikehendaki adil.
v Harga
pasar yang normal dan mapan
Harga transfer yang
ideal adalah berdasarkan harga pasar yang normal dan mapan dari produk yang
sedang ditransfer, maksudnya harga pasar mencerminkan kondisi yang sama
(kualitas, kuantitas, dan waktu pengiriman) dengan produk yang dikenakan harga
transfer sehingga memperoleh penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.
v Kebebasan
memperoleh sumber daya
Alternatif dalam
memperoleh sumber daya haruslah ada dan para manajer sebaiknya diizinkan
memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.
v Informasi
penuh
Para manajer harus
mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya dan pendapatan yang relevan
dari masing-masing alternative tersebut.
v Negosiasi
Harus ada
mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.
1.
Metode
Harga Pokok
Adalah metode
yang digunakan apabila harga kompetitif tidak tersedia. Di dalam akuntansi
biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat
tetap maupun variable.
Konsep harga
pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu
timbul konsep lain yang tidak memperhitungakn semua biaya produksi sebagai
komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan
industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok
yaitu Full Costing dan Variable Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode
tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap.
Adanya perbedaan perlakuan terhadap Biaya Overhead Pabrik Tetap ini akan
mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian
laporan rugi-laba.
Sebelum membahas
mengenai full costing dan variable costing, akan dibahas biaya produksi yang
menjadi elemen harga pokok. Biaya produksi (manufacturing cost)
diklasifikasikan menjadi tiga:
v Bahan
baku langsung (direct materials)
Adalah biaya bahan yang
menjadi bagian utama dari barang-barang yang diproduksi.
Contoh: kayu yang digunakan untuk meja
dan karet untuk produksi ban.
Biaya yang
diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli adalah harga beli bahan
baku ditambah biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya untuk menyiapkan bahan baku
tersebut dalam keadaan siap untuk diolah, yaitu:
• Sebesar harga beli dari pemasok
• Apabila dalam
pembelian bahan baku pemasok memberikan potongan tunai, maka potongan-potongan
tunai ini diperlakukan sebagai pengurang terhadap harga pokok bahan baku yang
dibeli.
v Biaya
Tenaga kerja langsung (direct labor)
Adalah biaya tenaga
kerja langsung yang melaksanakan pekerjaan untuk barang-barang yang di produksi
(bekerja secara langsung).
Contoh: Operator mesin, tenaga yang
memotong dan memasang kayu pada perusahaan meubel.
Metode pembebanan tarif upah yang dapat
digunakan adalah:
a.
Berdasarkan tarif upah perjam
(hourly-rate plan)
Karyawan yang bekerja dengan tarif upah
per jam dibayar menurut tarif yang ditetapkan perjam untuk waktu yang digunakan
dalam menyelesaikan pesanan.
Kelemahan:
Tidak ada insentif yang diberikan oleh
rencana tersebut untuk meningkatkan produksi yang tinggi, seorang karyawan
hanya tertarik bekerja tepat waktu.
b.
Berdasarkan jumlah produksi yang
dihasilkan atau tarif upah barang (piece rate plan)
Keuntungan:
Memberikan insentif untuk
menghasilkan jumlah output yang tinggi, karena hal ini akan memaksimalkan
pendapatan karyawan dan meningkatkan pendapatan netto perusahaan.
Kelemahan:
Mengorbankan
kualitas produksi dalam rangka memaksimumkan pendapatanya dengan menghasilkan
kuantitas yang besar setiap hari kerja.
v Modifikasi
tarif upah (modified wage plan)
Menetapkan upah minimum yang akan
dibayar oleh perusahaan sekalipun kuota perusahaan yang ditetapkan tidak
tercapai oleh karyawan, namun jika quota yang ditetapkan melebihi, maka ada tambahan
pembayaran untuk upah minimum.
2.
Biaya
Overhead Pabrik
Adalah
seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
Yang termasuk
dalam Biaya Overhead Pabrik adalah:
•
Bahan baku tidak langsung.
Seperti: sekrup, paku,
plitur pada perusahaan meubel.
•
Biaya tenaga kerja tidak langsung.
Seperti: Asuransi
keselamatan kerja, tunjangan mandor, satpam pabrik, biaya listrik premi lembur.
•
Semua biaya produksi tidak langsung
Seperti: Biaya sewa
gedung pabrik, biaya penyusutan, penerangan.
Macam-macam Biaya
Overhead Pabrik:
2.1 BOP tetap
Biaya overhead
yang tetap pada titik tertentu walaupun tingkat produksi berubah. Biaya tetap
secara keseluruhan tetap jumlahnya tanpa tergantung pada volumenya, maka biaya
tetap per unit produk akan menurun apabila perusahaan memproduksi dan menjual
lebih banyak produk tersebut dalam suatu periode tertentu.
Contoh: Penyusutan mesin,
pembayaran sewa secara periodik, asuransi.
2.2 BOP variabel
Biaya overhead
yang bervariasi secara keseluruhan terkait dengan taraf produksi, namun biaya
per unit tetap sama tanpa tergantung pada jumlah produksi. Kenaikan dan
penurunannya proporsional dengan perubahan jumlah produksi.
Contoh: Pembayaran rekening listrik
sesuai pemakaianya, reparasi dan perawatan mesin, peralatan kecil yang yang
dipakai.
Penentuan harga transfer atas dasar
harga pokok meliputi:
2.3 Metode Variable Cost
Variable Costing
adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya
produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Metode variable cost menetapkan harga transfer yang sama dengan biaya variabel
unit penjualan, standar ditambah laba. Hal ini dilakukan apabila penjual
mempunyai kapasitas yang berlebihan. Tujuan utamanya adalah untuk memuaskan
permintaan internal karena harganya cukup rendah.
Harga Pokok Produksi variable
costing:
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp.
xxx.xxx
Harga Pokok
Produk Rp. xxx.xxx
Apabila menggunakan Metode Variable
Costing, maka konsekuensinya:
1.
Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai
unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan
sebagai biaya dalam periode terjadinya.
2.
Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat
pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode
terjadinya.
3.
Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan
tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang
akan datang.
2.4
Metode
Full Cost
Adalah metode
penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi
sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.
Penetapan harga transfer berdasarkan pembebanan penuh, dan yang paling umum
digunakan karena dapat dipahami dengan baik dan informasinya siap tersedia pada
catatan akuntansi.
Di dalam metode
full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap
dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan dimuka
pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Kelemahannya adalah termasuk biaya-biaya tetap yang berpengaruh terhadap
keputusan jangka pendek.
Perbedaan
tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan
mempunyai akibat pada :
1. Perhitungan harga pokok produksi
dan
2. Penyajian laporan laba-rugi.
Harga Pokok Produksi
full costing :
Biaya bahan baku Rp.
xxx.xxx
Biaya tenaga kerja
langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik
tetap Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik
variabel Rp. xxx.xxx
Harga Pokok
Produk Rp. xxx.xxx
Apabila menggunakan
Metode Full Costing, maka konsekuensinya:
1.
Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk
atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar
biaya overhead yang sesungguhnya.
2.
Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang
sesungguh- nya terjadi.
Pembebanan BOP
lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan
lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi. Pembebanan BOP kurang
(underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih
kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
3.
Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka
pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk
mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk
dalam proses maupun produk jadi)
4.
Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya
samapi saat produk yang bersangkutan dijual.
Penyajian Laporan Laba
Rugi
Laporan Laba-Rugi
( Metode Full Costing )
Hasil penjualan
Rp.xxx.xxx Harga pokok penjualan Rp.xxx.xxx
Laba Bruto Rp.xxx.xxx
Biaya administrasi dan
umum Rp. xxx.xxx
Biaya pemasaran Rp.
xxx.xxx
Laba Bersih Usaha Rp.
xxx.xxx
Keterangan :
Laporan
Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok
dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi
administrasi dan umum.
Metode Negotiated Price
Adalah penetapan
harga transfer berdasarkan negosiasi antara 2 (dua) pusat pertanggungjawaban.
Metode ini dilakukan jika terdapat suatu pertentangan yang cukup signifikan
diantara keduanya sehingga dicapai kesepakatan harga oleh kedua belah pihak,
sehingga tidak perlu arbitrasenya.
Di hampir semua
perusahaan, unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain; maksudnya,
harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat. Alasan yang
paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga
jual dan mencapai kedepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan
salah satu fungsi utama dari manajemen lini. Jika kantor pusat mengendalikan
penentuan harga, maka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas
akan semakin berkurang. Keterbatasannya adalah mengurangi otonomi unit-unit
tersebut.
Harga
yang digunakan pada metode negosiasi dapat berupa:
a.
Ada harga pasar yang diterbitkan.
b.
Harga pasar ditentukan oleh penawaran harga terendah mungkin akan memenangkan
usaha tersebut.
c.
Pusat laba produksi yang menjual barang
yang sama di pasar bebas
meniru harga kompetitif
yang berada di luar.
d.
Pusat laba pembelian membeli produk serupa dari pasar luar/bebas.
Arbitrase dan penyelesaian konflik
Metode ini
digunakan apabila divisi penjualan dan divisi pembelian tidak dapat mencapai
kesepakatan dalam penentuan harga transfer yang ditentukan oleh eksekutif atau
badan lain yang ditugasi untuk mengarbitrasi harga transfer setelah orang atau
badan tersebut berdialog dengan para manajer divisi yang bersangkutan.
Artibrase dapat dilakukan dengan
beberapa cara:
a.
Dalam sistem yang formal, kedua pihak meyerahkan kasus secara tertulis kepada
pihak penengah (Arbitrator). Arbitrator akan meninjau posisi mereka
masing-masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan, kadang dengan bantuan
staf kantor yang lain.
b.
Selain tingkat formalitas, digunakan juga proses mampengaruhi efektivitas suatu
sistem harga transfer.
cara
untuk menyelesaikan konflik:
a. memaksa (forcing)
b. membujuk (smoothing)
c. menawarkan
(bargaining)
d. penyelesaian masalah
(problem solving)
Pengaruh dan
Kendala yang perlu diperhitungkan dalam penetapan harga Kalau barang atau jasa
yang diperlukan sebuah pusat laba juga diperdagangkan di pasar, maka pusat laba
konsumen maupun pusat laba produsen masing-masing mempunyai pilihan, yaitu
membeli dari luar atau dari dalam, dan menjual ke luar atau ke dalam. Terdapat
banyak cara untuk menghitung harga, namun cara apapun yang digunakan, satu hal
yang tetap harus diperhitungkan adalah faktor situasional, baik yang bersifat
internal maupun eksternal.
•
Analisis internal lebih menekankan pada
penilaian atau identifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi dalam
upaya untuk mencari keunggulan-keunggulan yang akan dapat dipakai untuk
membedakan diri dari pesaing, sehingga harus dilakukan melalui kacamata (sudut
pandang) konsumen.
•
Analisis eksternal adalah penilaian terhadap kekuatan yang berada di luar
perusahaan, di mana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali untuk
mengendalikannya, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini
akan mempengaruhi kinerja semua perusahan dalam industri tersebut. Lingkungan
eksternal mencakup situasi perekonomian umum, pelanggan, dan pesaing. Cara yang
umumnya dilakukan dalam analisis situasional antara lain adalah analisis
produk, analisis pasar, analisis pelanggan, dan analisis lingkungan. Semua
faktor ini diperkirakan dapat mempengaruhi atau menjadi kendala dalam usaha
mencapai tujuan perusahaan.
Faktor-faktor yang diperhatikan apabila
akan melakukan transfer internal, yaitu :
1.
Adanya pemasok dari luar
Jika tidak ada pemasok dari luar, maka
harga transfer yang paling baik adalah berdasarkan biaya atau negosiasi. Jika
ada pemasok dari luar maka perlu mempertimbangkan biaya variabel penjual.
2.
Biaya variabel penjual lebih kecil dari pada harga pasar
Jika biaya variable penjual lebih kecil
daripada harga pasar maka sebaiknya melakukan transfer internal namun jika
biaya variable penjual lebih tinggi daripada harga pasar maka membeli di luar
(pasar).
3.
Kapasitas produksi penjual dapat memenuhi kebutuhan pembeli
Jika kapasitas produksi penjual dapat
memenuhi kebutuhan pembeli maka pembeli tidak perlu untuk membeli barang atau
jasa dari luar namun jika kapasitas produksi internal tidak memenuhi maka
divisi tersebut dapat melakukan transfer dengan pihak eksternal.
Idealnya manajer
pembelian bebas untuk mengambil keputusan memperoleh sumber daya, demikian juga
manajer penjualan bebas untuk menjual produk ke pasar yang paling
menguntungkan. Namun jika kebijakan korporat membatasi, maka ada hambatan dalam
memperoleh sumber daya pada kebijakan harga transfer. Hambatan memperoleh
sumber daya ini meliputi :
1.
Pasar yang terbatas, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli sangat
terbatas, dengan alasan:
a.
Kapasitas internal membatasi
pengembangan penjualan internal.
b.
Perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdiferensiasi, tidak
ada sumber daya dari luar.
c.
Jika perusahaan telah melakukan investasi yang sangat besar, maka cenderung
tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar
mendekati biaya varaibel perusahaan, dan ini jarang terjadi.
2.
Kelebihan dan kekurangan kapasitas
industri, hal ini akan menimbulkan:
a.
Jika pusat laba penjualan tidak bisa menjual produknya ke pasar bebas atau mempunyai
kapasitas berlebih. Perusahaan tidak dapat mengoptimalkan labanya jika pusat
laba pembelian membeli dari pemasok luar sedangkan kapasitas produksinya masih
memadai.
b.
Jika pusat laba pembelian tidak memperoleh produk yang diperlukan dari luar
sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke luar, akibatnya kekurangan
kapasitas produksi dalam industri, dan out dari pusat laba pembelian terhambat
sehingga laba perusahaan tidak optimal.
c.
Jika jumlah harga transfer kecil, perusahaan membiarkan para pembeli dan
penjual saling bekerja sama tanpa campur tangan Kantor Pusat.
d.
Beberapa perusahaan memberikan wewenang pusat laba pembelian atau penjualan
untuk menyerahkan keputusan memperoleh sumber daya pada seseorang atau Komite.
e.
Jika terjadi pertentangan antara pusat laba pembelian dengan penjualan maka
yang dipilih adalah berurusan dengan pihak luar karena mereka memberikan
layanan yang terbaik.
f.
Jika ada hambatan perolehan sumber daya, maka harga pasar adalah harga transfer
yang paling baik atau cara lain yang lebih kompetitif.
g.
Dalam penentuan harga transfer unsur-unsur iklan, pendanaan dan lain-nya yang
tidak dikeluarkan oleh penjual tidak diperhitungkan.
What Is Baccarat? | How to Play Baccarat & Strategy | 2021
BalasHapusBaccarat is 인카지노 a traditional casino game that involves placing two or more bets 바카라 사이트 on the 카지노사이트 same amount of card or table. This game is popular in the United