Kamis, 18 Juli 2019


TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Semester Antara 2019

Nama: Muhamad Ilham Dahlan (15310036)

PENGERTIAN HARGA TRANSFER
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba. Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan penilaian kemampuan laba divisi. Di dalam suatu perusahaan terdapat:
·                Divisi yang menjual produk (barang/jasa) = penjual.
·                Divisi yang membeli produk (barang/jasa) = pembeli.

Oleh karena itu dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat 2 (dua) macam keputusan, yaitu :
v   Keputusan pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar perusahaan atau eksternal (pemasok) atau membeli dari dalam perusahaan atau internal (divisi penjual).
v   Keputusan penetapan (penentuan) besarnya harga transfer
Akuntansi keuangan menghendaki agar setiap transaksi dilakukan dengan pihak luar yang independen sehingga dengan demikian transaksi tersebut bersifat objektif. Akan tetapi persyaratan tersebut sukar dipenuhi oleh sebuah pusat laba yang merupakan salah satu mata rantai dari perusahaan berintegrasi vertikal. Misalnya, perusahaan pulp, perusahan kertas, dan perusahaan kotak karton. Dalam perusahaan berintegrasi vertikal, setiap pusat laba membeli bahan mentahnya dari pusat laba sebelumnya. Kalau bahan mentah tersebut tersedia di pasar, maka harga pasar tersebut dapat digunakan sebagai harga transfer, sehingga transaksi interen tersebut masih bersifat objektif.
Akan tetapi ada kemungkinan semua perusahaan yang termasuk dalam suatu industri merupakan perusahaan yang berintegrasi masing-masing memenuhi sendiri kebutuhannya akan bahan mentah sehingga tidak terdapat pasar bebas untuk bahan mentah tersebut. Dalam hal demikian, laba yang diperoleh pusat laba tidak mencerminkan laba yang objektif.

PUSAT LABA
Pusat laba merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang diukur prestasinya atas dasar laba yang diperoleh. Kinerja keuangan pusat laba diukur berdasarkan laba, yang merupakan pengurang antara pendapatan dan biaya. Harga transfer erat kaitannya dengan pusat laba karena harga transfer merupakan harga yang ditransfer antar pusat laba atau salah satunya merupakan pusat laba.

TUJUAN PENENTUAN HARGA TRANSFER
Harga transfer harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi tujuan-tujuan berikut:
v   menyajikan informasi yang relevan untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan
v   memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence, maksudnya, sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
v   membantu menilai kinerja ekonomi pusat laba terkait
v   sistemnya sederhana untuk dipahami dan mudah diadministrasikan
PENENTUAN HARGA TRANSFER
Metode penentuan Harga Transfer :
1.             Metode Market Price
Adalah penetapan berdasarkan harga transfer harga pasar, dan metode ini paling disukai. Jika menggunakan metode harga pasar, harga transfer dihitung dengan menggunakan metode harga pasar minus, yaitu harga yang berlaku di pasar dikurangi dengan potongan volume dan berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual untuk mendapatkan harga barang atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli.
Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk merupakan biaya kesempatan, baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli, sehingga harga tersebut merupakan dasar yang adil sebagai dasar penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat. Keunggulannya adalah harga transfernya cukup objektif. Kelemahannya adalah harga pasar produk atau jasa tertentu tidak tersedia.
Situasi yang paling ideal pada penentuan harga transfer adalah berdasarkan harga pasar, hal ini akan tercapai jika dipenuhi kondisi-kondisi berikut ini:
v   Orang-orang yang kompeten
Para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab mereka, sama seperti kinerja jangka pendeknya.
v   Atmosfer yang baik
Para manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga harga transfer yang dikehendaki adil.
v   Harga pasar yang normal dan mapan
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar yang normal dan mapan dari produk yang sedang ditransfer, maksudnya harga pasar mencerminkan kondisi yang sama (kualitas, kuantitas, dan waktu pengiriman) dengan produk yang dikenakan harga transfer sehingga memperoleh penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.
v   Kebebasan memperoleh sumber daya
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada dan para manajer sebaiknya diizinkan memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.
v   Informasi penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya dan pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative tersebut.
v   Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.

1.             Metode Harga Pokok
Adalah metode yang digunakan apabila harga kompetitif tidak tersedia. Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variable.
Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak memperhitungakn semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full Costing dan Variable Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap Biaya Overhead Pabrik Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba.
Sebelum membahas mengenai full costing dan variable costing, akan dibahas biaya produksi yang menjadi elemen harga pokok. Biaya produksi (manufacturing cost) diklasifikasikan menjadi tiga:   
v   Bahan baku langsung (direct materials)
Adalah biaya bahan yang menjadi bagian utama dari barang-barang yang diproduksi.
Contoh: kayu yang digunakan untuk meja dan karet untuk produksi ban.
Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli adalah harga beli bahan baku ditambah biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah, yaitu:
• Sebesar harga beli dari pemasok
• Apabila dalam pembelian bahan baku pemasok memberikan potongan tunai, maka potongan-potongan tunai ini diperlakukan sebagai pengurang terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli.
v   Biaya Tenaga kerja langsung (direct labor)
Adalah biaya tenaga kerja langsung yang melaksanakan pekerjaan untuk barang-barang yang di produksi (bekerja secara langsung).
Contoh: Operator mesin, tenaga yang memotong dan memasang kayu pada perusahaan meubel.
Metode pembebanan tarif upah yang dapat digunakan adalah:
a.              Berdasarkan tarif upah perjam (hourly-rate plan)
Karyawan yang bekerja dengan tarif upah per jam dibayar menurut tarif yang ditetapkan perjam untuk waktu yang digunakan dalam menyelesaikan pesanan.
Kelemahan:
Tidak ada insentif yang diberikan oleh rencana tersebut untuk meningkatkan produksi yang tinggi, seorang karyawan hanya tertarik bekerja tepat waktu.
b.             Berdasarkan jumlah produksi yang dihasilkan atau tarif upah barang (piece rate plan)
Keuntungan:
Memberikan insentif untuk menghasilkan jumlah output yang tinggi, karena hal ini akan memaksimalkan pendapatan karyawan dan meningkatkan pendapatan netto perusahaan.
Kelemahan:
Mengorbankan kualitas produksi dalam rangka memaksimumkan pendapatanya dengan menghasilkan kuantitas yang besar setiap hari kerja.
v   Modifikasi tarif upah (modified wage plan)
          Menetapkan upah minimum yang akan dibayar oleh perusahaan sekalipun kuota perusahaan yang ditetapkan tidak tercapai oleh karyawan, namun jika quota yang ditetapkan melebihi, maka ada tambahan pembayaran untuk upah minimum.
         
2.             Biaya Overhead Pabrik
Adalah seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Yang termasuk dalam Biaya Overhead Pabrik adalah:
  Bahan baku tidak langsung.
Seperti: sekrup, paku, plitur pada perusahaan meubel.
  Biaya tenaga kerja tidak langsung.
Seperti: Asuransi keselamatan kerja, tunjangan mandor, satpam pabrik, biaya listrik premi lembur.
  Semua biaya produksi tidak langsung
Seperti: Biaya sewa gedung pabrik, biaya penyusutan, penerangan.
Macam-macam Biaya Overhead Pabrik:
2.1    BOP tetap
Biaya overhead yang tetap pada titik tertentu walaupun tingkat produksi berubah. Biaya tetap secara keseluruhan tetap jumlahnya tanpa tergantung pada volumenya, maka biaya tetap per unit produk akan menurun apabila perusahaan memproduksi dan menjual lebih banyak produk tersebut dalam suatu periode tertentu.
Contoh: Penyusutan mesin, pembayaran sewa secara periodik, asuransi.
2.2    BOP variabel
Biaya overhead yang bervariasi secara keseluruhan terkait dengan taraf produksi, namun biaya per unit tetap sama tanpa tergantung pada jumlah produksi. Kenaikan dan penurunannya proporsional dengan perubahan jumlah produksi.
Contoh: Pembayaran rekening listrik sesuai pemakaianya, reparasi dan perawatan mesin, peralatan kecil yang yang dipakai.
Penentuan harga transfer atas dasar harga pokok meliputi:
2.3    Metode Variable Cost
Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Metode variable cost menetapkan harga transfer yang sama dengan biaya variabel unit penjualan, standar ditambah laba. Hal ini dilakukan apabila penjual mempunyai kapasitas yang berlebihan. Tujuan utamanya adalah untuk memuaskan permintaan internal karena harganya cukup rendah.
Harga Pokok Produksi variable costing:
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Apabila menggunakan Metode Variable Costing, maka konsekuensinya:
1. Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
2. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
3. Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.
2.4         Metode Full Cost
Adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Penetapan harga transfer berdasarkan pembebanan penuh, dan yang paling umum digunakan karena dapat dipahami dengan baik dan informasinya siap tersedia pada catatan akuntansi.
Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Kelemahannya adalah termasuk biaya-biaya tetap yang berpengaruh terhadap keputusan jangka pendek.
Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada :
1. Perhitungan harga pokok produksi dan
2. Penyajian laporan laba-rugi.
Harga Pokok Produksi full costing :
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx                       
Apabila menggunakan Metode Full Costing, maka konsekuensinya:
1. Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.
2. Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya terjadi.
Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi. Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
3. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)
4. Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya samapi saat produk yang bersangkutan dijual.
Penyajian Laporan Laba Rugi
Laporan Laba-Rugi
( Metode Full Costing )
Hasil penjualan Rp.xxx.xxx Harga pokok penjualan Rp.xxx.xxx
Laba Bruto Rp.xxx.xxx
Biaya administrasi dan umum Rp. xxx.xxx
Biaya pemasaran Rp. xxx.xxx
Laba Bersih Usaha Rp. xxx.xxx
Keterangan :
Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.

Metode Negotiated Price
Adalah penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi antara 2 (dua) pusat pertanggungjawaban. Metode ini dilakukan jika terdapat suatu pertentangan yang cukup signifikan diantara keduanya sehingga dicapai kesepakatan harga oleh kedua belah pihak, sehingga tidak perlu arbitrasenya.
Di hampir semua perusahaan, unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain; maksudnya, harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat. Alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai kedepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen lini. Jika kantor pusat mengendalikan penentuan harga, maka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin berkurang. Keterbatasannya adalah mengurangi otonomi unit-unit tersebut.
Harga yang digunakan pada metode negosiasi dapat berupa:
a.  Ada harga pasar yang diterbitkan.
b. Harga pasar ditentukan oleh penawaran harga terendah mungkin akan memenangkan usaha tersebut.
c.  Pusat laba produksi yang menjual barang yang sama di pasar bebas
meniru harga kompetitif yang berada di luar.
d. Pusat laba pembelian membeli produk serupa dari pasar luar/bebas.

Arbitrase dan penyelesaian konflik
Metode ini digunakan apabila divisi penjualan dan divisi pembelian tidak dapat mencapai kesepakatan dalam penentuan harga transfer yang ditentukan oleh eksekutif atau badan lain yang ditugasi untuk mengarbitrasi harga transfer setelah orang atau badan tersebut berdialog dengan para manajer divisi yang bersangkutan.
Artibrase dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Dalam sistem yang formal, kedua pihak meyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak penengah (Arbitrator). Arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan, kadang dengan bantuan staf kantor yang lain.
b. Selain tingkat formalitas, digunakan juga proses mampengaruhi efektivitas suatu sistem harga transfer.

cara untuk menyelesaikan konflik:
a. memaksa (forcing)
b. membujuk (smoothing)
c. menawarkan (bargaining)
d. penyelesaian masalah (problem solving)
Pengaruh dan Kendala yang perlu diperhitungkan dalam penetapan harga Kalau barang atau jasa yang diperlukan sebuah pusat laba juga diperdagangkan di pasar, maka pusat laba konsumen maupun pusat laba produsen masing-masing mempunyai pilihan, yaitu membeli dari luar atau dari dalam, dan menjual ke luar atau ke dalam. Terdapat banyak cara untuk menghitung harga, namun cara apapun yang digunakan, satu hal yang tetap harus diperhitungkan adalah faktor situasional, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
 Analisis internal lebih menekankan pada penilaian atau identifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi dalam upaya untuk mencari keunggulan-keunggulan yang akan dapat dipakai untuk membedakan diri dari pesaing, sehingga harus dilakukan melalui kacamata (sudut pandang) konsumen.
• Analisis eksternal adalah penilaian terhadap kekuatan yang berada di luar perusahaan, di mana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali untuk mengendalikannya, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja semua perusahan dalam industri tersebut. Lingkungan eksternal mencakup situasi perekonomian umum, pelanggan, dan pesaing. Cara yang umumnya dilakukan dalam analisis situasional antara lain adalah analisis produk, analisis pasar, analisis pelanggan, dan analisis lingkungan. Semua faktor ini diperkirakan dapat mempengaruhi atau menjadi kendala dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
Faktor-faktor yang diperhatikan apabila akan melakukan transfer internal, yaitu :
1. Adanya pemasok dari luar
     Jika tidak ada pemasok dari luar, maka harga transfer yang paling baik adalah berdasarkan biaya atau negosiasi. Jika ada pemasok dari luar maka perlu mempertimbangkan biaya variabel penjual.
2. Biaya variabel penjual lebih kecil dari pada harga pasar
    Jika biaya variable penjual lebih kecil daripada harga pasar maka sebaiknya melakukan transfer internal namun jika biaya variable penjual lebih tinggi daripada harga pasar maka membeli di luar (pasar).
3. Kapasitas produksi penjual dapat memenuhi kebutuhan pembeli
    Jika kapasitas produksi penjual dapat memenuhi kebutuhan pembeli maka pembeli tidak perlu untuk membeli barang atau jasa dari luar namun jika kapasitas produksi internal tidak memenuhi maka divisi tersebut dapat melakukan transfer dengan pihak eksternal.
Idealnya manajer pembelian bebas untuk mengambil keputusan memperoleh sumber daya, demikian juga manajer penjualan bebas untuk menjual produk ke pasar yang paling menguntungkan. Namun jika kebijakan korporat membatasi, maka ada hambatan dalam memperoleh sumber daya pada kebijakan harga transfer. Hambatan memperoleh sumber daya ini meliputi :
1. Pasar yang terbatas, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli sangat terbatas, dengan alasan:
a.  Kapasitas internal membatasi pengembangan penjualan internal.
b. Perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdiferensiasi, tidak ada sumber daya dari luar.
c. Jika perusahaan telah melakukan investasi yang sangat besar, maka cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya varaibel perusahaan, dan ini jarang terjadi.
2.  Kelebihan dan kekurangan kapasitas industri, hal ini akan menimbulkan:
a. Jika pusat laba penjualan tidak bisa menjual produknya ke pasar bebas atau mempunyai kapasitas berlebih. Perusahaan tidak dapat mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli dari pemasok luar sedangkan kapasitas produksinya masih memadai.
b. Jika pusat laba pembelian tidak memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke luar, akibatnya kekurangan kapasitas produksi dalam industri, dan out dari pusat laba pembelian terhambat sehingga laba perusahaan tidak optimal.
c. Jika jumlah harga transfer kecil, perusahaan membiarkan para pembeli dan penjual saling bekerja sama tanpa campur tangan Kantor Pusat.
d. Beberapa perusahaan memberikan wewenang pusat laba pembelian atau penjualan untuk menyerahkan keputusan memperoleh sumber daya pada seseorang atau Komite.
e. Jika terjadi pertentangan antara pusat laba pembelian dengan penjualan maka yang dipilih adalah berurusan dengan pihak luar karena mereka memberikan layanan yang terbaik.
f. Jika ada hambatan perolehan sumber daya, maka harga pasar adalah harga transfer yang paling baik atau cara lain yang lebih kompetitif.
g. Dalam penentuan harga transfer unsur-unsur iklan, pendanaan dan lain-nya yang tidak dikeluarkan oleh penjual tidak diperhitungkan.


1 komentar:

  1. What Is Baccarat? | How to Play Baccarat & Strategy | 2021
    Baccarat is 인카지노 a traditional casino game that involves placing two or more bets 바카라 사이트 on the 카지노사이트 same amount of card or table. This game is popular in the United

    BalasHapus